Duh, mengapa anakku kurus sekali. Mulai bayi sampai sekolah beratnya tidak pernah naik. Sudah banyak dokter dikunjungi, tetapi sebagian besar mengatakan anakku normal. Normal, tetapi mengapa tidak bisa gemuk seperti kakaknya? Bahkan anakku pernah dicurigai TBC dan harus minum obat 6 bulan, tetapi disuruh menghentikan obat oleh dokter ahli paru anak karena anakku bukan pengidap TBC.”
Itulah keluhan yang sering dialami sebagian orang tua dengan anak yang mengalami gangguan kenaikan berat badan atau gagal tumbuh. Tetapi, orang tuaku sempat menenangkan, tidak usah kawatir, nak. Dulu kamu juga seperti itu, tetapi setelah SMA kamu gemuk dan tinggi” Benarkah demikian, apakah penyebabnya dan bagaimanakah mengatasinya ?
Salah satu masalah yang banyak dialami orang tua adalah gangguan pertumbuhan pada anak berupa gangguan kenaikan berat dan tinggi badan. Permasalahan yang sering menyertai gangguan itu adalah kesulitan pemberian makan pada anak atau gangguan makan lainnya. Gangguan kenaikan berat badan anak dan sulit makan dapat berdiri sendiri atau dapat timbul bersamaan.
Orang tua kerap khawatir bila mengamati pertumbuhan anaknya yang berbeda. Akhirnya mereka sering berpikir berapa tinggi dan postur tubuh anaknya kelak? Kekhawatiran akan bertambah lagi bila anaknya tampak lebih pendek dibanding teman seusianya. Tetapi mungkin saja tinggi anak tersebut masih dalam kisaran normal potensi genetiknya.
Pertumbuhan merupakan salah satu suatu indikator sensitif kesehatan anak, status nutrisi dan latar belakang genetiknya. Penyimpangan dari pertumbuhan rata rata tinggi badan dan berat badan dapat menunjukkan adanya masalah kesehatan.
Gangguan pertumbuhan atau sering disebut gagal tumbuh atau Failure to thrive bukanlah suatu diagnosis, tetapi merupakan terminologi yang dipakai untuk menyatakan masalah khusus. Istilah gagal tumbuh dipakai untuk menggambarkan anak yang tak dapat tumbuh sesuai harapan. Kegagalan bertumbuh atau lebih khusus adalah kegagalan mendapatkan kenaikan berat badan meskipun pada kasus tertentu juga disertai terjadi gangguan pertumbuhan linear dan lingkar kepala dibandingkan anak lainnya yang seusia atau sama jenis kelaminnya.
Secara umum, gagal tumbuh berarti anak yang dalam catatan kenaikkan berat badan dan tinggi badannya menurut tabel dibawah 3 - 5 persentil atau turun 2 tingkat pertumbuhan dalam persentil, misalnya pertumbuhan yang awalnya 75 persentile menjadi 25 persentile.
Gangguan pertumbuhan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan jumlah asupan kalori pada anak. Kualitas dan jumlah kalori tergantung beberapa hal diantaranya adalah masukan kalori yang tidak adekuat, absorpsi (penyerapan) tidak adekuat dan kebutuhan kalori yang meningkat.
Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masalah kesehatan yang sangat penting untuk selalu diperhatikan sejak dini. Seringkali gangguan pertumbuhan terjadi setelah usia 6 bulan tak terdeteksi dengan baik. Keadaan ini baru disadari setelah usia agak besar. Bila gangguan pertumbuhan terjadi, biasanya juga disertai kekurangan nutrisi lainnya, seperti zat besi, kalsium, mineral dan vitamin lainnya.
Oleh sebab itu, pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat menentukan pola normal pertumbuhan anak, juga dapat menentukan permasalahan dan faktor yang memengaruhi dan mengganggu pertumbuhan anak sejak dini. Bila diketahui secara dini, maka pencegahan dan penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini. Sayangnya, hampir 85% lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan.
Justru grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu. Sehingga banyak kelainan dan gangguan kesehatan sering terjadi keterlambatan deteksi dan penanganannya. Sebanyak 50% bayi mengalami gangguan kenaikkan sejak usia 6 bulan yang tak pernah terdeteksi oleh orangtua dan dokter hanya karena dalam buku kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikkan berat badannya.
Penyebab paling sering
Penyebab gangguan gagal tumbuh sangat banyak dan bervariasi. Penyebab paling sering tetapi paling tak disadari orang tua dan klinisi adalah gangguan fungsi saluran cerna. Hal ini sering diabaikan karena gangguan saluran cerna memiliki tanda dan gejala sangat ringan dan sering dianggap normal.
Gangguan ini seringkali terjadi sejak usia 6 bulan, saat bayi mulai diberi makanan tambahan baru. Hal ini terjadi karena gangguan pada fungsi saluran cerna akibat pengaruh reaksi simpang makanan seperti alergi makanan, intoleransi makanan dan seliak.
Gangguan tersebut dapat dikenali pada anak sesuai tahapan usianya. Pada usia bayi, tampak anak sering rewel, kolik atau menangis terus menerus tanpa sebab pada malam hari (terutama usia dibawah 3 bulan), sering cegukan, sering ngiler (drooling), sering “berak ngeden”, kembung, sering gumoh, berak berwarna hitam atau hijau, berak timbul warna darah. Sering buang air besar lebih dari 2 kali perhari atau buang air besar tidak setiap hari.
Pada usia anak biasanya anak sering mengeluh nyeri perut, sering buang air besar (>2 kali/perhari), gangguan buang air besar (kotoran keras, berak, tidak setiap hari, berak di celana, berak berwarna hitam atau hijau, berak ngeden), kembung, muntah, sulit berak, sering buang angin, sariawan, mulut berbau. Lidah sering kotor dan putih.
Berbagai penyebab lain sangat jarang sangat banyak dan juga bervariasi. Gangguan saluran cerna organik juga dapat mengganggu pertumbuhan tetapi sangat jarang. Gangguan saluran cerna organik tersebut adalah tersebut meliputi : Pyloric stenosis , bibir sumbing, Hirschsprung’s disease, Hepatitis, Cirrhosis, Atresia bilier.
Penyebab yang jarang lainnya adalah kesulitan pemberian ASI pada “insufficient milk supply syndrome”, infeksi kronis (HIV,TBC) , infeksi saluran kencing, ketidaknormalan kromosom (down syndrom dan turner syndrom). Selain itu penyebab yang jarang yakni dangguan sistem organ besar seperti jantung, ginjal, otak ketidaknormalan sistem hormon seperti kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan, hormon pituitary, diabetes, adrenal, atau kekurangan hormon lainnya.
Kerusakan otak atau susunan saraf pusat, juga dapat menyebabkan gangguan kesulitan makan sehingga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan. Penyebab lain adalah ketidaknormalan jantung dan sistem pernapasan, yang mengakibatkan gangguan distribusi oksigen dan nutrisi pada seluruh tubuh seperti gagal jantung kongestif, cystic fibrosis, nemia atau kelainan darah lain, Fetal alcohol syndrome, Keracunan makanan, Penyakit keganasan, kemiskinan dan child abuse.
Gangguan lain yang jarang terjadi adalah perawakan pendek. Kejadian perawakan pendek cukup sering, namun sangat sedikit data tentang epidemiologi perawakan pendek. Di negara barat, insiden defisiensi hormon pertumbuhan 1:4000 anak, hipotiroidisme dengan pemeriksaan uji tapis 1:3000-5000 kelahiran.
Perawakan pendek bukan merupakan suatu diagnosis klinis. Perawakan pendek merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan seseorang dibawah ukuran normal sesuai umur, jenis kelamin dan mudah diketahui dengan segera.
Gangguan lain yang menyertai
Penderita gangguan gagal tumbuh yang mengalami gangguan pada saluran cerna biasanya sering disertai oleh gangguan kulit. Gangguan kulit tersebut meliputi kulit yang kering pada kaki dan tangan dan sensitif pada hidung. Kulit sangat kusam dan kasar dan bersisik. Biasanya disertai gangguan kulit bintil-bintil atau sering disebut dermatitis herpertiformis.
Pada anak dengan gagal tumbuh biasanya sangat aktif dan tidak bisa diam. Pada umumnya anak seperti ini sangat lincah dan pada beberapa anak mempunyai kecerdasan tinggi dan kemampuan motorik kasar dan olahraga yang baik. Tetapi sebagian besar anak emosinya sangat tinggi, sedikit agresif, keras kepala dan mengalami konsentrasi yang tidak bagus di sekolah tetapi anak sangat cerdas.
Pada umumnya anak sangat jarang sakit, tetapi kelompok anak yang mengalami gangguan sering mual atau muntah biasanya daya tahan tubuhnya tidak baik dan akan mudah sakit batuk dan pilek. Pada kelompok anak terakhir ini kadang disertai asma atau sesak napas.
Penanganan
Orang tua harus perlu dijelaskan mengenai potensi normal pertumbuhan seorang anak sesuai dengan potensi genetiknya. Setiap anak dengan gangguan pertumbuhan harus diidentifikasi penyebab dan ditangani sesuai dengan penyebabnya.
Pada penderita gangguan saluran cerna, biasanya disebabkan reaksi simpang makanan karena alergi makanan, hipersensitifitas makanan dan seliak. Seringkali hanya dengan menghindari penyebab makanan yang mengganggu dapat memperbaiki fungsi saluran cerna sekaligus meningkatkan berat badan anak. Pada umumnya penanganan gangguan tersebut hanya bisa mengoptimalkan berat badan, tetapi sulit untuk membuat anak gemuk sekali.
Pemberian vitamin atau enzim tidak banyak bermanfaat dan hanya bersifat sesaat bila penyebabnya tidak dikenali dan diperbaiki. Dengan pertambahan usia terutama di atas usia 2 tahun keluhan gangguan saluran cerna biasannya akan berkurang. Tetapi beberapa kelainan tertentu baru bisa membaik sekitar usia di atas 5-7 tahun atau bahkan setelah menjelang dewasa.
Hal inilah yang mempengarhui prognosis atau perbaikkan gangguan kenaikkan berat badan tersebut. Pada kelompok anak tertentu gangguan berat badan dan sulit makan akan membaik setelah usia 2 tahun. Tetapi kelompok anak lain setelah usia 5-7 tahun tetapi ada juga yang membaik setelah SMP, SMA atau bahkan setelah menikah. Tetapi ada juga yang tetap tidak membaik seumur hidupnya.
Pada kasus seperti itu biasanya sebelum fungsi saluran cernanya membaik secara alamiah biasanya berat badan anak hanya bisa dioptimalkan tetapi untuk menjadi gemuk relatif sulit. Tetapi akan gemuk begitu ketidak matangan saluran cernanya membaik dengan pertambahan usia. Tetapi sebaiknya untuk memperbaikinya jangan sampai menunggu sampai usia dewasa, sebelumnya harus dikenali dan diperbaiki sejak dini.
Semua penampilan kesehatan dan berat badan pada anak tersebut biasanya juga di alami oleh salah satu orang tuanya yang mempunyai wajah yang sama. Tetapi bukan berarti dulu ayahnya kecil dan menurunkan keturunan berat bedan kecil pada anaknnya. Tetapi yang menurun secara genetik adalah gangguan fungsi saluran cernanya. Bila gangguan tersebut di atasi maka akan lebih baik dibandingkan orangtuanya dulu.
Saat ini, seringkali gangguan fungsi saluran cerna yang menyertai pada gangguan tumbuh ini diabaikan oleh orang tua dan klinisi . Hal ini wajar terjadi karena gangguan tersebut sangat ringan dan sering dianggap normal. Sebaliknya, gangguan yang sangat jarang kerap dijadikan kambing hitam yang utama seperti penyakit TBC atau masyarakat awam menyebut “Flek”.
Dalam penelitian penulis, pada anak gangguan gagal tumbuh sering mengalami overdiagnosis TBC atau tidak mengalami TBC tetapi diobati sebagai TBC. Kasus overdiagnosis TBC tersebut sebesar 32%. Pada penderita gagal tumbuh bila didiagnosis TBC sebaiknya dilakukan second opinion ke dokter lainnya. Kasus overdiagnosis TBC ini sering terjadi pada anak gagal tumbuh yang sering mengalami sakit batuk pilek.
Pada gangguan perawakan pendek tidak perlu langsung diterapi, dapat hanya dengan pemantaukan berkala, namun sebagian kasus yang jelas penyebabnya dapat diterapi sesuai penyebabnya. Kasus yang jelas penyebabnya seperti kelainan endokrin antara lain GHD dan defisiensi hormon tiroid dapat segera diobati. Gangguan pertumbuhan sekunder seperti malnutrisi dan penyakit kronis juga harus segera diobati sesuai penyebabnya.
Sumber: dr Widodo Judarwanto SpA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar